Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat melonjak setelah Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan berjanji untuk mengu...
Ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat melonjak setelah Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran dan berjanji untuk mengurangi sampai nol permintaan minyak dari Iran. Melalui sanksi dan Teheran mengatakan bahwa setiap ancaman terhadap ekspor minyaknya dapat menyebabkan penutupan Selat Ormuz, yaitu arteri minyak paling penting di dunia. Rudal modifikasi baru dari rudal Fateh-110 atau Penakluk. permukaan propulsi, disebut Al-Mobeen Divine penaklukan. Ini diuji coab pada hari Senin oleh Menteri Iran, Jenderal Pertahanan Brigadir Amir Hatami. Berita timur tengah terbaru seperti ini bisa kita dapatkan dengan mengunjungi situs website matamatapolitik.com.
Dengan pencapaian perkiraan antara 300 dan 500 km, dikatakan bahwa Al-Mobeen menawarkan akurasi dan kemampuan yang lebih besar untuk menghindari radar. Menurut menteri pertahanan, senjata itu sudah diuji. Dibuat oleh Organisasi Industri Aerospace Kementerian Pertahanan, dikatakan bahwa rudal siluman mampu menyerang target maritim dan terestrial. Dengan menekankan bahwa perkembangan rudal Iran berfungsi sebagai kekeuatan bertahan, Jenderal Hatami mengatakan dia tidak akan berusaha untuk meningkatkan lebih lanjut kemampuan rudal negara itu," menurut FARS News. Jenderal itu juga berjanji bahwa Iran tidak akan pernah mengizinkan kekuatan asing untuk menekan Iran ke dalam program misilnya, dan menegaskan itu merupakan campur tangan dalam urusan internal Iran.
Hal ini diyakini memiliki lebih dari 1.000 rudal jarak pendek dan menengah di gudangnya. Hal ini diyakini bahwa tentara Iran menahan diri dari pengujian pada tahun 2018 sampai minggu lalu, ketika para pejabat militer AS mengatakan kepada media bahwa satelit AS telah mengakuisisi wilayah perairan Fateh-110 Mod 3 Terbukti dari rudal Iran selama latihan AS Selat Hormuz. Pentagon tidak berkomentar tentang peluncuran rudal, tetapi mengatakan latihan militer Iran adalah pesan yang jelas ke AS. Sekitar 20 persen dari pasokan minyak dunia mengalir melalui Selat Hormuz, termasuk minyak mentah dari Iran, Irak, Kuwait, Arab Saudi, Qatar dan Uni Emirat Arab.
Menurut Lloyd's List Intelligence, sekitar 80 persen dari persediaan ini ditujukan untuk Cina, Jepang, India, Korea Selatan, Singapura dan pasar Asia lainnya. Para ekonom menekankan bahwa setiap penutupan selat, tidak peduli seberapa pendek, akan memiliki dampak ekonomi yang sangat besar dan dapat menyebabkan kelumpuhan ekonomi global. Itulah mengapa kita harus sering mengetahui informasi berita timur tengah terbaru. karena dengan kita mengakses ke laman matamatapolitik.com. kita bisa tahu akan dampak dari polemik-polemik politik luar negeri, yang bisa berdampak dengan ekonomi Negara kita juga.

COMMENTS